Cinema 21 Jatos, Menjadi Hiburan Alternatif Mahasiswa
Oleh: Vinda Karuna Mudita
Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk melepas rasa penat, letih, dan lelah etelah menjalani rutinitas seharian. Apalagi bagi mahasiswa yang capek setelah mejalani kuliah seharian. Mereka butuh hiburan untuk menghilangkan rasa lelah tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa tersebut.
Menonton film adalah salah satu aktivitas yang bisa menyegarkan pikiran an hiburan di kala suntuk. Banyak media yang bisa dijadikan sarana untuk menonton film. Dengan menggunakan computer, laptop, DVD player, VCD player dan tentunya bioskop. Salah satu bioskop yang bisa dikatakan sudah banyak menyebar di
Jatinangor sekarang telah jauh berbeda dengan Jatinangor dahulunya. Jatinangor sekarang telah berubah menjadi sebuah desa yang sudah banyak penduduknya. Banyak bangunan-bangunan baru yang bermunculan di kota yang telah menjadi kota pelajar ini. Semakin banyaknya penduduk Jatinangor ini disebabkan banyak mahasiswa datang ke kota ini untuk menuntut ilmu. Karena memang di Jatinangor ini terdapat empat buah perguruan tinggi, yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN), IKOPIN, Universitas Winayamukti (Unwin) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Jatinangor dapat dikatakan sebagai daerah yang berkembang sangat pesat, hanya beberapa tahun saja banyak perkembangan yang terjadi. Awalnya daerah Jatinangor hanya ada sedikit bangunan dan masih banyak rawa-rawa atau hutan-hutan kecil. Tapi sekarang lihatlah Jatinangor telah dipadati dengan rumah-rumah yang diatur tak beraturan. Ditambah lagi dengan adanya Jatos, maka semakin terasa perbedaan antara Jatinangor dahulu dengan Jatinangor sekarang.
Perbedaan mencolok juga terdapat pada kehidupan di malam hari di Jatinangor,.Dahulunya suasana yang sepi banyak menyebabkan orang takut berjalan sendirian di daerah ini, akan tetapi sekarang semakin banyak orang hilir-mudik di Jatinangor ini. Arah dan tujuan mereka yang hilir-mudik tersebut tentunya berbeda-beda, ada yang berjalan mencari tempat makan, warung internet, pulang kekosan masing-masing dan kebanyakan orang melangkahkan kakinya menuju
Bisa dikatakan
Pada malam hari mahasiswa yang mengunjungi Jatos ini kebanyakan untuk memebeli makanan di salah satu tempat makanan cepat saji, ke swalayan yang berada di lantai dasar untuk membeli kebutuhan dan keperluan sehari-hari, bermain di tempat permainan, menonton film di Cinema 21, atau hanya sekedar window shoping.
Cinema 21 Jatos ini mempunyai
Di bioskop ini lebih banyak menyuguhkan film-film yang dikemas dari dalam negeri ketimbang dari luar negeri. Hal ini dikarenakan selera masyarakat yang berada di Jatinangor khususnya lebih banyak menyukai film kemasan produksi dalam negeri. Hal ini dikatakan oleh Manajer Cinema 21 Jatos Hangga Garmawan (24).
“Ditinjau selama 1,5 tahun belakangan ini, pengunjung lebih banyak menikmati film produksi dalam negeri yang bertemakan keluarga, cinta dan romantika, serta komedi. Antusiasme pengunjung terhadap film baru produksi luar negeri yang kami hadirkan hanya mendapatkan sedikit animo dari pengunjung. Karena itulah kami lebih banyak mengahadirkan film-film produksi dalam negeri”,ujarnya.
Hal ini malah disayangkan oleh salah seorang pengunjung yang tidak bersedia menyebutkan identitasnya. Dia mengatakan, film
“Karena rasa penasaran itu, banyak yang ingin menonton akan tetapi kecewa akhirnya, Mungkin dengan banyak film-film luar dengan kualitas bagus malah akan menarik banyak penontonnya” ujarnya.
Amazone
Selain Cinema 21, di Jatos juga mempunyai arena permainan yang sering di datangi pengunjung yang kebanyakan adalah mahasiswa sebagai hiburan di malam hari. Memang tempat permainan yang bernama Amazone ini buka beriringan dengan dibukanya Jatos, yaitu pada pukul 9 pagi. Akan tetapi menurut
Permainan-permainan yang sering dimainkan oleh pengunjung rata-rata adalah permainan yang menghabiskan tenaga. Walaupun mereka yang datang lelah menjalani rutinitas di kampus, akan tetapi permainan yang menghabiskan banyak tenaga malah membuat adrenalin mereka meningkat dan menjadi semangat lagi.
Hal inilah yang dirasakan Agnes (19) Mahasiswi Jurusan Hubungan International Universitas Padjadjaran yang kelihatan letih setelah memainkan Dance-Dance Revolution (DDR).
“Walaupun capek sehabis kuliah, dengan bermain DDR rasa capek dan stress dibenaklah saya hilang.
Ditambahkan olehnya, dia lebih memilih bermain di Amazone karena dia merasa inilah hiburan yang bias membantunya terlepas dari beban-beban pikiran yang mengganjal benaknya dan juga malamlah waktu yang tepat untuk melakukannya. Karena pada siang hari dia disibukan dengan tugas-tugas kuliah.
Begitu banyak hal-hal yang dapat kita temukan di Jatinangor malam hari. Hiburan yang dulunya tidak bisa ditemukan di Jatinagor ini, sekarang sudah ada dan bahkan bertambah banyak seiring bertambahnya penduduk di Jatinangor ini. Jadi para mahasiswa yang menuntut ilmu di daerah ini tak hanya disuguhkan dengan bahan-bahan perkuliahan yang membuat otak merela lelah.
Cinema 21 Jatos, Menjadi Hiburan Alternatif Mahasiswa
Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk melepas rasa penat, letih, dan lelah etelah menjalani rutinitas seharian. Apalagi bagi mahasiswa yang capek setelah mejalani kuliah seharian. Mereka butuh hiburan untuk menghilangkan rasa lelah tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa tersebut.
Menonton film adalah salah satu aktivitas yang bisa menyegarkan pikiran an hiburan di kala suntuk. Banyak media yang bisa dijadikan sarana untuk menonton film. Dengan menggunakan computer, laptop, DVD player, VCD player dan tentunya bioskop. Salah satu bioskop yang bisa dikatakan sudah banyak menyebar di
Jatinangor sekarang telah jauh berbeda dengan Jatinangor dahulunya. Jatinangor sekarang telah berubah menjadi sebuah desa yang sudah banyak penduduknya. Banyak bangunan-bangunan baru yang bermunculan di kota yang telah menjadi kota pelajar ini. Semakin banyaknya penduduk Jatinangor ini disebabkan banyak mahasiswa datang ke kota ini untuk menuntut ilmu. Karena memang di Jatinangor ini terdapat empat buah perguruan tinggi, yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN), IKOPIN, Universitas Winayamukti (Unwin) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Jatinangor dapat dikatakan sebagai daerah yang berkembang sangat pesat, hanya beberapa tahun saja banyak perkembangan yang terjadi. Awalnya daerah Jatinangor hanya ada sedikit bangunan dan masih banyak rawa-rawa atau hutan-hutan kecil. Tapi sekarang lihatlah Jatinangor telah dipadati dengan rumah-rumah yang diatur tak beraturan. Ditambah lagi dengan adanya Jatos, maka semakin terasa perbedaan antara Jatinangor dahulu dengan Jatinangor sekarang.
Perbedaan mencolok juga terdapat pada kehidupan di malam hari di Jatinangor,.Dahulunya suasana yang sepi banyak menyebabkan orang takut berjalan sendirian di daerah ini, akan tetapi sekarang semakin banyak orang hilir-mudik di Jatinangor ini. Arah dan tujuan mereka yang hilir-mudik tersebut tentunya berbeda-beda, ada yang berjalan mencari tempat makan, warung internet, pulang kekosan masing-masing dan kebanyakan orang melangkahkan kakinya menuju
Bisa dikatakan
Pada malam hari mahasiswa yang mengunjungi Jatos ini kebanyakan untuk memebeli makanan di salah satu tempat makanan cepat saji, ke swalayan yang berada di lantai dasar untuk membeli kebutuhan dan keperluan sehari-hari, bermain di tempat permainan, menonton film di Cinema 21, atau hanya sekedar window shoping.
Cinema 21 Jatos ini mempunyai
Di bioskop ini lebih banyak menyuguhkan film-film yang dikemas dari dalam negeri ketimbang dari luar negeri. Hal ini dikarenakan selera masyarakat yang berada di Jatinangor khususnya lebih banyak menyukai film kemasan produksi dalam negeri. Hal ini dikatakan oleh Manajer Cinema 21 Jatos Hangga Garmawan (24).
“Ditinjau selama 1,5 tahun belakangan ini, pengunjung lebih banyak menikmati film produksi dalam negeri yang bertemakan keluarga, cinta dan romantika, serta komedi. Antusiasme pengunjung terhadap film baru produksi luar negeri yang kami hadirkan hanya mendapatkan sedikit animo dari pengunjung. Karena itulah kami lebih banyak mengahadirkan film-film produksi dalam negeri”,ujarnya.
Hal ini malah disayangkan oleh salah seorang pengunjung yang tidak bersedia menyebutkan identitasnya. Dia mengatakan, film
“Karena rasa penasaran itu, banyak yang ingin menonton akan tetapi kecewa akhirnya, Mungkin dengan banyak film-film luar dengan kualitas bagus malah akan menarik banyak penontonnya” ujarnya.
Amazone
Selain Cinema 21, di Jatos juga mempunyai arena permainan yang sering di datangi pengunjung yang kebanyakan adalah mahasiswa sebagai hiburan di malam hari. Memang tempat permainan yang bernama Amazone ini buka beriringan dengan dibukanya Jatos, yaitu pada pukul 9 pagi. Akan tetapi menurut
Permainan-permainan yang sering dimainkan oleh pengunjung rata-rata adalah permainan yang menghabiskan tenaga. Walaupun mereka yang datang lelah menjalani rutinitas di kampus, akan tetapi permainan yang menghabiskan banyak tenaga malah membuat adrenalin mereka meningkat dan menjadi semangat lagi.
Hal inilah yang dirasakan Agnes (19) Mahasiswi Jurusan Hubungan International Universitas Padjadjaran yang kelihatan letih setelah memainkan Dance-Dance Revolution (DDR).
“Walaupun capek sehabis kuliah, dengan bermain DDR rasa capek dan stress dibenaklah saya hilang.
Ditambahkan olehnya, dia lebih memilih bermain di Amazone karena dia merasa inilah hiburan yang bias membantunya terlepas dari beban-beban pikiran yang mengganjal benaknya dan juga malamlah waktu yang tepat untuk melakukannya. Karena pada siang hari dia disibukan dengan tugas-tugas kuliah.
Begitu banyak hal-hal yang dapat kita temukan di Jatinangor malam hari. Hiburan yang dulunya tidak bisa ditemukan di Jatinagor ini, sekarang sudah ada dan bahkan bertambah banyak seiring bertambahnya penduduk di Jatinangor ini. Jadi para mahasiswa yang menuntut ilmu di daerah ini tak hanya disuguhkan dengan bahan-bahan perkuliahan yang membuat otak merela lelah.
0 komentar:
Posting Komentar