21.12 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

Kegiatan Jatinangor di Malam Hari

Oleh: Pramesywara

Roda selalu berputar dalam setiap usaha untuk menempuh perjalanan. Begitu pula dengan bumi, terbukti dengan adanya fenomena alam seperti siang dan malam. Lalu bagaimana dengan susana Jatinangor, sebuah kota kecamatan yang berada di Jawa Barat. Kecamatan yang dikenal dengan pusat pendidikan ini memiliki kurang lebih empat pusat pendidikan, dua diantaranya adalah Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dulu bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).

Di Jatinangor lah sekolah yang dinaungi Departemen Dalam Negeri ini berada. Sebab IPDN jugalah kawasan Jatinangor di kenal luas oleh masyarakat Indonesia. Lalu sebuah universitas yang menjadi penyumbang mahasiswa terbanyak di kawasan ini, yaitu Universitas Padjadjaran (UNPAD). Mengapa disebut demikan? Sebab, di dalam UNPAD Jatinangor terdapat 13 Fakultas dengan jumlah mahasiswa yang tidak terhitung.

Tidak heran jika di Jatinangor banyak dipenuhi oleh rumah-rumah kost yang memang diperuntukkan bagi mahasiswa. Alhasil, kawasan ini timbul menjadi sebuah kawasan padat bagi orang-orang pendatang, mulai dari Sumatara, Jawa, Kalimantan hingga Papua. Dari luar Indonesia juga ada, seperti negara tetangga kita Malaysia dan India.

Suasana di pagi hari pasti diramaikan dengan kegiatan para mahasiswa dan mahasiswi pergi untuk berkuliah. Ada di antara mereka berlarian ke jalan karena bangun kesiangan. Ada yang saling berebutan kendaraan umum, dan ada pula sebagian mahasiswa yang menikmati sarapan pagi dipinggir jalan. Suasana ini sudah mungkin sudah tidak begitu asing di telinga para mahasiswa.

Namun, apakah sama dengan jika pagi hari berganti dengan malam hari? Tentu saja berbeda. Suasana di malam hari terasa lebih ramai. Para mahasiswa tumpah di jalan meramaikan Jatinangor. Mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sebagian ada yang keluar untuk mencari makan malam, ada yang ingin bertemu pacarnya masing, dan ada pula yang sekedar nongkrong bersama kawan-kawan.

”Dingin, ramai sebab masih banyak tempat yang buka, seperti toko kelontong, warnet, tempat makan, dan masih banyak lagi,” Penuturan seorang mahasiswi yang berasal dari Bogor, Nita. Itulah yang dirasakan sebagian dari penghuni kecamatan ini. ”Lebih nyaman apalagi jika di-compare dengan crowded-nya waktu siang,” tambahnya. Berbeda dengan pendapat seorang mahasiswi yang berasal dari Pekan Baru ini. ”Bila malam hari keren melihat keseluruhan Jatinangordari atas puncak Pedka dan hening ketika saya duduk sendiri di atas genting kostan,” tutur Elsye.

Suasana malam hari di Jatinangor juga diramaikan oleh kehadiran sebuah mal, yaitu Mall Jatinangor Town Square. Pasti cukup mengagetkan karena biasanya mall berdiri di pusat kota. Namun, sebuah kecamatan di Kab. Sumedang yang cukup kecil ini telah berdiri sebuah mall yang berdiri kokoh. Selain itu, terdapat sebuah mall yang bernama Plaza Padjadjaran, tetapi sayang tidak bertahan lama. Banyak yang mengatakan disebabkan letaknya yang kurang strategis.

Selain menjadi kawasan pendidikan, Jatinangor pun kini menjadi kawasan bisnis. Sebab, banyak pengusaha yang ingin menginvestasikan uangnya di kawasan pendidikan ini. Keuntungan ini diambil oleh para pengusaha tersebut karena di Jatinangor terdapat empat universitas dan tentunya mahasiswa merupakan pangsa pasar yang cukup besar.

Kehadiran Jatos memang membuat kawasan pendidikan ini semakin ramai dan hiruk pikuk. Apalagi jika malam minggu tiba banyak orang berbondong datang ke Jatos, entah itu mahasiswa, entah itu penduduk asli dan tidak jarang mall ini suka memberi suguhan aneka band yang tampil untuk menghibur masyarakat dan meramaikan Jatinangor.

Lalu ditambah lagi dengan sebuah hiburan yang cukup fenomenal sebab hiburan ini terdapat disebuah kecamatan kecil, yakni hadirnya Cinema 21 yang letaknya juga terdapat di Jatinangor Town Square. ”Membuat betah dan menambah bentuk hiburan lain untuk anak-anak yang berada di Jatinangor, tanpa harus ke Bandung untuk menonton, dan membuat penduduk Jatinangor tidak ketinggalan film-film new release,” kata Nita.

Sebuah teater ini selain menambah hiburan bagi penduduk Jatinangor juga menjadi sebuah daya tarik yang kuat bagi para mahasiswa. Dengan adanya Cinema 21 di Jatos dapat memberikan mahasiswa berbagai alternatif pilihan hiburan untuk melepaskan kejenuhan.

”Seperti oase di gurun pasir, sebuah kesenangan yang tiada duanya dari berbagai macam tumpukan penderitaan,” tutur Elsye mengungkapkan keberadaan sebuah bioskop.

Biaya yang diberikan untuk menonton bioskop ini pun terbilang cukup murah. Untuk hari Senin sampai dengan hari Jumat dikenakan biaya sebesar Rp 10.000,-. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu dikenakan biaya Rp 15.000,-. ”Saya dalam seminggu dapat menonton hingga dua kali di Jatos sebab biayanya yang tidak terlalu mahal,” tambah Elsye.

Untuk ukuran sebuah mall yang pertama dan masih baru di Jatinangor, Jatos dapat memberikan sebuah tempat atau sarana yang dapat dijadikan tempat untuk sekedar menghilangkan kepenatan bagi mahasiswa ataupun warga Jatinangor sendiri. Fasilitas yang diberikan pun tidak kalah dengan mall-mall yang berada di pusat kota. Seperti, KFC, berbagai toko sepatu dan baju, Ichi Bento, bioskop, Steak Obonk, Baso Lapangan Tembak Senayan, Papa Rons, Super Indo, dan masih banyak lagi. Selain itu, harga yang ditawarkan di mall ini pun juga cukup terjangkau karena disesuaikan dengan kantung anak kuliahan.

Namun, jika suasana malam di hari libur kuliah jangan harap mendapatkan keramaian di sini. ”Sepi abis! Jangankan ramai, warung makan saja tidak ada yang buka,” kata Elsye. Ia lebih memilih pulang ke daerah asalnya daripada harus hidup dengan kehampaan di Jatinangor.Sebab para pendatang kembali ke kampung halamannya masing-masing. Jatinangor kosong melompong, seakan kota mati.

v

0 komentar:

Posting Komentar