Jatinangor Oh Jatinangor

11.26 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

Oleh Lingga Murni Andarini

Jatinangor. Kawasan ini dikenal sebagai kawasan pendidikan. Di dalamnya terdapat empat universitas tempat mahasiswa menuntut ilmu. Universitas Padjadjaran salah satunya. Unpad ini termasuk universitas yang dituju oleh para calon mahasiswa, lihat saja berapa banyak lulusan SMA yang hendak masuk ke universitas ini. Jumlah pendaftar di setiap fakultasnya setiap tahunnya meningkat. Harapan mereka hanya satu, mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Mahasiswa yang mendaftar datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Banyak dari mereka berdomisili Jakarta dan Bandung. Tetapi ada juga dari luar Pulau Jawa, Padang, Medan, Palembang, dan masih banyak yang lainnya. Para mahasiswa pendatang ini tentu tinggal sementara di tempat kost yang tersedia, seperti Ciseke, Sayang, Cikuda, dan masih banyak lagi. Ada juga mahasiswa yang memilih untuk tidak tinggal disana dan lebih memilih untuk tinggal di rumahnya di daerah Bandung atau sekitarnya. Setiap harinya mereka pergi menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum untuk menuntut ilmu di universitas ini. Jarak yang tidak dekat tidak menjadi hambatan untuk mereka.

Kawasan ini adalah kawasan pendidikan yang mempunyai keunikan tersendiri. Cuaca dingin dan lembab tidak membuat warganya diam di rumah. Warga disini adalah warga sementara yaitu mahasiswa yang memenuhi wilayah sepanjang jalan jatinangor.

Siang ataupun malam, kawasan ini selalu ramai. Malam hari di jatinangor lebih hidup dari kawasan-kawasan yang lainnnya. Mahasiswa lalu-lalang dengan berbagai kepentingan. Kepentingan itu tidak jauh dari urusan perut atau tugas. Ya! Kehidupan malam di jatinangor memang menarik untuk kita ulas bersama.

Jika bulan Ramadhan tiba, malam hari di kawasan ini rasanya tidak pernah mati. Gerbang Unpad yang dipenuhi oleh mahasiswa dan berbagai jajanan menjadi salah satu pemandangan setiap malamnya. Pedangang makanan di gerbang ini cukup beragam. Dari muali tukang sate padang, nasi goreng, bubur, dan masih banyak lagi. Jajaran jajanan malam ini menjadi tempat dimana mahasiswa mengisi perutnya.

Pemandangan yang terlihat tidak hanya pedagang dan mahasiswa, tetapi juga tukang ojek yang selalu siap mengantar mahasiswa. Para tukang ojek ini beroperasi di pagi hari dan siang hari. Pada malam hari kerjanya tidak terlalu maksimal. Sebagian dari mereka kembali ke rumah untuk beristirahat dan bersiap untuk bekerja keesokan harinya. Malam hari pun sebenarnya menjadi lahan kerja tukang ojek, karena angkutan umum dalam kampus sudah tidak beroperasi. Disitulah jasa tukang ojek menjadi kendaraan alternatif. Butuh cepat pergi ke tempat tujuan, para tukang ojek siap mengantar.

Berbicara kawasan jatinangor, pasti tidak akan jauh dari pemadaman listrik. Tidak jarang kawasan ini dilanda pemadaman listrik pada malam hari. Mungkin bisa dibayangkan bagaimana jadinya. Mati lampu di malam hari bagi mahasiswa bisa menjadi malapetaka. Ya! Mahasiswa sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di malam hari. Dan jika listrik mati, mereka kelimpungan, tidak bisa menyelesaikan tugas-tugasnya, apalgi jika tugasnya harus dikumpul keesokan harinya. Mereka pasti repot mencari sumber listrik untuk sekedar menyolok laptopnya.

Mereka yang pasrah karena listrik mati akan keluar dan nongkrong-nongkrong di minimarklet yang tidak pernah mati lampu karena mempunyai genset sendiri. Alfamart salah satunya. Minimarket ini selalu bercahaya dan tidak pernah sepi dari kunjungan mahasiswa yang hendak membeli kebutuhan sehari-harinya. Siang ataupun malam, minimarket yang tersebar di banyak wilayah ini pasti akan ramai oleh warga, terutama mahasiswa. Terlebih lagi Alfamart yang dekat dengan ATM tempat mahasiswa mengambil uang kiriman orangtuanya.

Minimarket ini tidak hanya sebagai sumber kebutuhan mereka, tetapi juga bisa dijadikan tempat nongkrong dan tempat bertemu teman. Salah satu minimarket yang sering dijadikan tempat nongkrong adalah Alfamart dekat Bungamas atau tepat berada di depan gerbang. Tidak jarang kita melihat mahasiswa duduk-duduk tepat di depannya. Sekedar berbincang-bincang ataupun rapat untuk urusan tugas atau yang lainnya. Minimarket di jatinangor mempunyai multifungsi untuk mahasiswa sebagai pelanggan utamanya.

Bagi anda yang sering melintasi kawasan ini, tentu tahu betul bagaimana suasana sebenarnya. Kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di siang hari mungkin menjadi salah satu bagian dari kawasan ini. Berbagai kendaran melintasinya, dari mulai angkutan umum, sepeda motor, mobil pribadi, truk, dan bus dari arah Cirebon atau Sumedang. Kendaraan-kendaraan itu membuat udara di Jatinangor tidak sehat. Ya! Asap tebal knalpot menjadi alasan mengapa orang-orang tidak menyukai kawasan ini. Mahasiswa yang menyebrang menjadi sasaran empuk asap knalpot. Begitu menganggu. Jalan sempit jatinangor juga seringkali dipenuhi oleh kendaraan besar dari arah Bandung ataupun Sumedang. Meskipun lalu lintas kawasan ini tidak begitu baik dan asap tebal kendaraan sering menjadi masalah, tetapi tetap jatinangor adalah kawasan yang penuh dengan cerita di dalamnya.

Bisa dikatakan, kesibukan para warganya tak lekang oleh waktu. Hingga larut malam pun, kawasan ini tetap dihidupkan oleh kehidupan malam para mahasiswa. Kegiatan mahasiswa pada setiap malamnya bisa menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diceritakan. Berbagai tempat yang mereka kunjungi tidak jauh dari tempat makan, fotocopy, warung internet (warnet), rental komputer, toko alat tulis, tempat DVD, dan lain sebagainya.

Ada juga mahasiswa yang menghabiskan waktunya dengan pergi ke sebuah tempat yang disebut-sebut sebagai icon modernisasi di kawasan ni. Tiada lain tiada bukan adalah Jatinangor Town Square (Jatos). Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa gedung besar ini adalah sebuah mall layaknya di kota-kota besar. Mall ini seakan menjadi tanda bahwa jatinangor adalah kawasan sub-urban dengan segala perubahannya. Dengan adanya mall ini, pasti akan menimbulkan perubahan sosial di dalamnya.

Jatos ini belum lama berdiri. Di dalamnya terdapat banyak toko yang menyediakan berbagai kebutuhan mahasiswa. Termasuk kebutuhan hiburan. Ya! Gedung yang di dalamnya ada bioskop itu seringkali dikunjungi oleh mahasiswa yang hendak menonton film terbaru. Bioskop ini menjadi salah satu tempat yang dituju para mahasiswa di malam hari. Lelah dengan tugas, bosan di kamra kost, mahasiswa pergi ke tempat ini.

Sekitar pukul 23.00, jatinangor sudah mulai sepi. Kehidupannya mulai melemah. Mahasiswa dan para penghuninya sudah mulai kembali ke habitatnya dan beristirahat. Meski banyak dari mereka menghabiskan waktunya dengan begadang karena ada tugas yang harus diselesaikan. Kawasan ini lengang, hanya ada kendaraan yang melintas di jalan jatinangor. Pedagang mulai beres-beres untuk pulang, gerbang Unpad mulai sepi, dan petugas keamanan kampus tetap siaga.

Jatinangor menjadi kota mati ketika para mahasiswa kembali ke kotanya masing-masing. Ketika perkuliahan sedang libur ataupun ketika hari besar nasional. Sempat beberapa waktu lalu, ketika libur akhir tahun, jatinangor seakan mati karena ditinggal ”penghuninya”. Mahasiswa pulang, pedagang kehilangan sumber penghasilannya. Penghasilan mereka berkurang karena mahasiswa adalah sumber utama pemasuka mereka. Tidak hanya penjual makanan yang bergantung kepada kehadiran mahasiswa, tetapi juga supir angkutan umum, tukang ojek, dan juga supir bus damri. Mereka semua bergantung kepada mahasiswa.

Jatinangor dengan segala ceritanya memang sesuatu hal yang menarik untuk diperbincangkan. Bagi anda yang tidak pernah melintasi kawasan jatinangor, tulisan ini mungkin bisa menjadi sedikit gambaran bagaimana suasana dan kehidupan didalamnya. Siang atau malam, kawasan ini tetap mempunyai kehidupan. Kehidupan mahasiswa adalah titik tengah dari kehidupan kota kecil ini. Mereka yang tinggal sementara dan penduduk aslinya mungkin sama-sama mencintai kawasan ini. Jatinangor Oh jatinangor.

1 komentar:

Comment by Unknown on 25 November 2012 pukul 21.45

Tau aja ente gan. ane udah 4th tinggal di nangor

Posting Komentar