Komunitas Gerbang Unpad

21.04 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

Oleh : Andini Patricia

Jatinangor merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Sumedang. Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai belakangan ini. Sebelumnya, kecamatan ini bernama Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kaki Gunung Manglayang yang kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah perguruan tinggi di sana, termasuk Universitas Padjadjaran. Sedangkan nama Cikeruh berasal dari nama Sungai Cikeruh, sungai terbesar yang mengalir di kecamatan tersebut.
Tadinya jatinangor sebelum dijadikan kompleks kampus, merupakan desa yang sepi dan masyarakatnya rata-rata memiliki pekerjaan sebagai petani. Namun, dikarenakan sekarang telah dibangun menjadi kompleks pendidikan maka para penduduknya beralih dari yang tadinya hanya petani sekarang ada yang menjadi pedagang, pemilik kos-kosan, dan lain sebagainya. Selain itu, jatinangor menjadi ramai.
Seiring dengan hadirnya kampus-kampus tersebut, Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik yang pesat. Sebagaimana halnya yang menimpa lahan pertanian lain di Pulau Jawa, banyak lahan pertanian di Jatinangor yang berubah fungsi menjadi rumah sewa untuk mahasiswa ataupun tempat perbelanjaan. Salah satu yang terkenal saat ini yaitu pusat perbelanjaan Jatonangor Town Square (JATOS) dan Plaza Pajajaran.
Namun, sebelum munculnya pusat perbelanjaan mahasiswa yang tinggal di Jatinangor mencari alternatif untuk sekedar tempat hiburan atau berkumpul. Mereka biasanya pergi ke Bandung untuk mencari hiburan tetapi karena Bandung letaknya cukup jauh dan transportasi di Jatinangor sulit, maka mereka mencari alternatif lain, yaitu gerbang Unpad.
Gerbang Unpad yang satu ini memang telah lama mati untuk perannya sebagai gerbang. Gerbang ini hanya berfungsi diatas pukul 10.00 untuk motor, hanya berlaku setelah pukul 5 sore untuk mobil, dan berlaku 24 jam untuk pejalan kaki. Sehingga gerbang ini difungsikan menjadi tempat nongkrong bagi mahasiswa. Tidak hanya dimanfaatkan oleh mahasiswa saja, tetapi juga oleh para pedagang. Tidak sedikit pedagang makanan yang berjualan disana menjajakan daganganya kepada mahasiswa. Mulai dari pedagang soto, lumpia basah, nasi gila, nasi goreng, rujak buah, gado-gado, batagor, dan lain sebagainya. Jadi, secara tidak langsung gerbang Unpad termasuk salah satu pusat perekonomian di Jatinangor.
Gerbang Unpad juga dimanfaatkan oleh mahasiswa pada saat malam hari. Mahasiswa-mahasiswa biasanya duduk-duduk (nongkrong) dan berkumpul. Hanya sekedar untuk melepas penat setelah seharian kuliah menuntut ilmu atau hanya untuk makan sambil berkumpul dan bercerita dengan teman-temanya.
Salah satu komunitas yang adalah Komunitas Gerbang Unpad atau yang lebih dikenal dengan KGU. KGU ini dibentuk berawal dari para mahasiswa yang mempunyai hobi atau kegemaran yang sama yaitu nongkrong di gerbang Unpad. Dikarenakan mereka sering nongkrong bersama dibuatlah Komunitas Gerbang Unpad. Anggota dari komunitas ini kebanyakan memang dari mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komunikasi, tetapi juga dari beberapa fakultas yang ada di Unpad seperti Sastra dan Fisip. Komunitas ini biasanya berkumpul ketika malam hari.
Mereka tidak hanya sekedar berkumpul hanya untuk bercengkrama tetapi terkadang mereka mengadakan acara-acara. Sudah banyak event-event yang diadakan atau diselenggarakan oleh KGU, salah satu acara besar yang baru mereka gelar adalah Solid Soul of Jazz yang diadakan pada bulan Agustus tahun 2008. Acara ini diadakan oleh KGU dan bekerja sama dengan Jatinangor Town Square dan L.A.
Acara Solid Soul of Jazz ini diadakan di Baraya Convention Hall, Jatinangor Town Square. Dengan bintang tamu Adrian Adioetomo Bop, Vivant, Bayu & Tesla, 4 am, Adit n The Exp. Boyz dan band-band Klub Jazz Lainnya. Hal ini membuktikan bahwa KGU tidak hanya sekedar komunitas mahasiswa ecek-ecek tetapi mereka menunjukan eksistensi mereka, dan membuktikan kalau mereka memang serius di bidang event organizer dan acara-acara yang mengusung kegiatan musik.
Mereka tidak hanya sekedar berkumpul saja tetapi mereka juga sering kali bertukar pendapat tentang apapun malah tidak jarang mereka curhat. Sehingga banyak dari mereka mendapatkan hal baru, yang dapat dikatakan tidak mereka dapatkan saat kuliah. Mungkin karena disebabkan mereka sering berkumpul bercengkrama sambil makan roti bakar dan menikmati secangkir gelas kopi membuat mereka semakin akrab. Bahkan Tira bercerita kalau terkadang meskipun ada yang sakit tetap saja berkumpul di gerbang.
“Kami berkumpul disana bukan cuma ngomongin hal-hal yang nggak jelas, tapi kami juga saling share mulai dari tentang hati, moral, politik, negara, musik, agama, budaya sampai menghayal yang nggak banget. Dari mulai yang ringan dan nyeleneh sampai yang mendalam dan memberikan saya makna baru.” Kata Tira, salah satu anggota KGU.
Ketika ditanya apa yang membuat Tira tertarik untuk menjadi salah satu anggota dari KGU ia menjawab bahwa ia tertarik dengan anak-anak dari komunitas itu yang bisa dibilang asik-asik. “saya sih tertarik karena anak-anaknya tetapi, selain itu juga tetraik dengan banyaknya event atau acara yang mereka adakan.” Jawab Tira.
Entah apa yang membuat mereka tertarik duduk berlama-lama di gerbang, gerbang Unpad sama seperti gerbang-gerbang biasanya yang ada, tanpa tempat duduk ataupun ditutupin atap, tetapi mereka bisa diam disana sampai lewat tengah malam.
“Kalau ditanya apa yang buat kita betah lama-lama, ya saya juga nggak tau. Tetapi gerbang itu seperti mempunyai daya tarik sendiri, selain anak-anak yang ikutan asik-asik tentunya.” Ujar Tira.
Tetapi sayangnya gerbang Unpad yang dulu sudah dihancurkan dan sekarang sudah menjadi jalan raya. Penghancuran gerbang ini dengan dalih untuk mengurangi kemacetan di Jatinangor. Tentunya anak-anak dari komunitas KGU merasa sangat sedih dengan dibongkarnya gerbang Unpad.
“Terlalu banyak kisah yang bisa diceritakan mengenai gerbang ini, terlalu banyak kisah yang terjadi disini, terlalu banyak juga kisah yang diceritakan di gerbang ini. Di gerbang saya tidak hanya mendapatkan cerita-cerita kosong, tidak hanya mendapatkan gosip-gosip, tapi saya mendapatkan hal, mulai dari kisah hidup, sampai pengetahuan yang tidak saya dapatkan di kuliah, jadi ya saya merasa sedih juga ketika tempat yang penuh makna seperti gerbang Unpad dihancurkan” Cerita Tira.
Tetapi meskipun gerbang sudah dihancurkan, para anggota komunitas KGU masih tetap sering berkumpul di bekas gerbang Unpad. “Kita masih sering ngumpul digerbang kok, tetapi udah jarang karena suasana gerbangnya sendiri sekarang udah beda.” Ujar Tira.
Komunitas Gerbang Unpad merupakan salah satu komunitas di Jatinangor, mereka memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat. Namun sekarang diakui Tira bahwa gerbang tidak lagi seperti dahulu selain disebabkan karena gerbang telah dihancurkan tetapi ada sesuatu yang kurang dari gerbang itu sendiri. Tetapi ia tidak dapt menjelaskan dengan detail apa yang menjadi kekurangan tersebut.
Ia hanya berharap agar komunitas seperti ini tidak menghilang dan apa yang kurang dari gerbang tadi dapat terpenuhi lagi, sehingga KGU sama seperti dahulu. Memang nampaknya sangat disayangkan apabila komunitas seperti ini menghilang. Komunitas seperti inilah yang membuat seseorang menjadi rindu akan suatu tempat, selain itu dari komunitas seperti ini pula para mahasiswa dapat mendapatkan pelajaran hidup dari orang lain, dan pelajaran hidup seperti itu tidak akan ditemukan pada mata kuliah manapun. Seperti kata pepatah pengalaman adalah guru yang paling berharga. Maka mulai dari sekarang mulailah untuk mencoba bergabung dalam sebuah komunitas atau perkumpulan karena dengan bergabung kita akan mendapatkan pengalaman yang amat berharga.

Biodata Narasumber :
Nama : Ardi Gustira Mahardika
TTL : 16 Agustus 1988
Pekerjaan : Mahasiswa Fikom Unpad
No tlp : 085697044171

3 komentar:

Comment by Tuanjuan on 4 Mei 2016 pukul 08.01

Kemana atuh kiting ama sapi.. Hayu kita ngorkes lagi

Comment by Zulfa Syafiyah Pratiwi on 1 Oktober 2019 pukul 03.08

Halo kak, apakah komunitas ini masih Ada sekarang??

Comment by KGU Mania on 7 Mei 2020 pukul 08.36

Bisa dibilang masih ada. Silakan datang ke 'sekreteriatnya' di jalan Sayang, seberang pemakaman. Rumah pager putih yang ada tulisan "Komunitas Gerbang" di temboknya. Bilang aja mau ketemu Gito...

Posting Komentar