Di Balik Gelap Malam Jatinangor

23.25 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

Oleh Bagus Dwi Cahyo

Jatinangor sebuah nama kota yang terletak di Kabupaten Sumedang, propinsi Jawa Barat. Kota ini sekarang dikenal sebagai sebuah kawasan pendidikan yang ada di daerah Jawa Barat. Namanya menjadi terkenal di masyarakat karena kasus kekerasan yang ada di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Selain ada IPDN di Jatinangor sebenarnya juga masih ada kampus-kampus lainnya seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Winayamukti, dan IKOPIN.
Yang diketahui sekarang di Jatinangor adalah sebuah kawasan yang dipenuhi oleh mahasiswa yang kebanyakan merupakan pendatang dari luar kota Jatinangor. Pendatang tidak hanya berasal dari Jakarta saja tetapi juga dari propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia. Mereka semua merantau dengan tujuan untuk menuntut ilmu. Karena kebanyakan penduduk yang ada di Jatinangor adalah mahasiswa itu membuat para penduduk asli Jatinangor menjadi tergusur.
Penduduk Jatinangor yang pada awalnya memiliki mata pecaharian sebagai petani sekarang mereka harus menjadi pekerjaan lain karena lahan pertanian mereka berubah menjadi kos-kosan. Banyak diantara mereka yang berubah profesi menjadi pedagang atau pekerja di universitas yang ada di sekitar kawasan Jatinangor. Tetapi kebanyakan penduduk di sekitar Jatinangor adalah orang-orang dengan pendidikan yang rendah, jadi kebanyakan jabatan pekerjaan mereka bukan jabatan yang tinggi.
Kebanyakan orang-orang yang berada di Jatinangor hanya tahu sebagai sebuah kawasan pendidikan. Karena kebanyakan yang ada di Jatinangor adalah pendatang, mereka tidak mengetahui asal-usul dari Jatinangor itu sendiri. Menurut tukang ojek yang ada di Jatinangor, sebelum adanya kampus di dulunya Jatinangor adalah sebuah sawah. Karena banyaknya pendatang dan mereka memerlukan hunian disini, banyak dari penduduk merubah atau menjual sawahnya untuk menjadi kos-kosan.
Selain menjadi kawasan pendidikan kita juga perlu mengetahui bahwa Jatinangor juga merupakan jalur lalu lintas antarkota. Jadi kebanyakan lalu lintas di Jatinangor banyak dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar, seperti bus, truk, dan kontainer. Itu yang mebuat lalu lintas di Jatinangor tidak pernah sepi. Selalu dilewati oleh kendaraan-kendaraan.
Dan disebut juga bahwa pada dulunya Jatinangor adalah sebuah kawasan tempat para pekerja seks komersial menjajakan dirinya. Itu terjadi sebelum adanya kampus yang ada di Jatinangor. Para PSK itu berasal dari penduduk asli Jatinangor maupun luar Jatinangor. selain itu warung remang-remang juga berdiri di sekitar jalan Jatinangor.
Mereka menjadi PSK karena terdesak masalah ekonomi. Karena peluang mereka untuk lapangan pekerjaan cukup sulit. Tingkat pendidikan penduduk asli rendah membuat mereka sulit untuk kerja kantoran.
Banyak penghuni Jatinangor yang kebanyakan pendatang tidak mengetahui cerita sejarah tentang Jatinangor. Kebanyakan mahasiswa pendatang di Jatinangor hanya mengetahui Jatinangor yang dipenuhi oleh mahasiswa. Mereka tidak tahu apa yang dahulu terjadi di jatinangor. Mereka juga tidak tahu bagaimana malam hari yang terjadi di jatinangor.
Siang hari di Jatinangor, dimulai dengan orang-orang yang berangkat kerja atau kuliah. Hal tersebut membuat Jatinangor terlihat ramai dan kemacetan lalu lintas juga padat. Kegiatan seperti itu terjadi pada hari-hari kerja dan kuliah. Mahasiswa banyak berlalu-lalang, keluar-masuk kampus. Para mahasiswa ini yang membuat kawasan Jatinangor menjadi ramai.
Bila kita ingin melihat keaslian Jatinangor bisa kita pada malam hari atau masa libur kuliah. Pada malam hari Jatinangor kelihatan sepi sekali, aktivitas sangat berbeda drastis dengan keadaan siang hari. Pada malam hari Jatinangor hanya diramaikan dengan lalu-lalang kendaraan-kendaraan besar saja. Orang yang keluar pada malam hari pun sedikit. Warung-warung pun hanya sebagian yang buka.
Pada hari libur pun Jatinangor pun sepi, siang hari saja sudah sepi apalagi dengan malamnya. Pada masa liburan hanya berisi penduduk asli Jatinangor dan sebagian mahasiswa saja. Kalau masa liburan alih semester masih banyak mahasiswa yang berada di Jatinangor. Namun, jika itu adalah liburan hari raya Jatinangor sangat sepi seperti kota mati. Tidak hanya mahasiswa saja yang pulang ke tempat asalnya tetapi para pedagang pun juga demikian.
Pedagang yang berjualan di Jatinangor kebanyakan juga pendatang-pendatang dari luar kota Jatinangor. Jadi bisa dibilang bahwa Jatinangor merupakan kota kecil tetapi juga bisa menjadi lahan investasi karena banyaknya mahasiswa yang berada disana. Selain berdagang di Jatinangor juga bisa untuk membangun kos-kosan itu.
Malam hari di Jatinangor biasa-biasa saja seperti kota di pedasaan-pedesaan lainnya. Walaupun banyak dihuni oleh para pendatang, namun Jatinangor tetap saja sepi pada malam hari. Kita coba jalan saja di Jatinangor pada pukul 23.00 WIB saja daerah Jatinangor sudah sangat sepi. Mungkin karena kurang ada nya hiburan yang ada di Jatinangor, yang membuat Jatinangor sepi. Mungkin hanya sebagian titik saja yang diramaikan oleh orang-orang.
Tempat makan 24 jam dan Warnet merupakan tempat yang tdak pernah sepi pada malam hari. Ada saja orang yang berkumpul di tempat itu. Tempat-tempat makan 24 jam dijadikan oleh mahasiswa sebagai tempat berkumpul para mahasiswa jika tidak ada kegiatan pada malam hari. Mereka kadang-kadang juga melakukan aktivitas-aktivitas mereka di tempat itu. Seperti melakukan rapat, menonton bola bersama, atau menggunakan jasa internet gratis.
Yang lebih sering ada di tempat-tempat makan 24 jam adalah menonton sepak bola bersama. Karena selain bisa menonton sepak bola mereka juga bisa memesan makanan. Selain itu tempat makan 24 jam juga membantu mahasiswa jika kelaparan pada malam hari. Karena selain tempat ini sangat sulit jika ingin mencari makan malam lebih dari pukul 21.00 WIB karena sudah banyak tempat makan yang sudah tutup.
Tetapi ada suatu hal yang banyak tidak diketahui oleh para penghuni di Jatinangor. jika kita keluar ke jalan pada sekitar pukul 01.00 WIB kita bisa melihat pemandangan unik di jalan raya Jatinangor. Selain banyaknya bis dan truk yang lewat, kita juga melihat sebaris orang-orang yang berjalan sambil membawa grobak yang berisi bambu-bambu. Itu merupkan kejadian yangsangat unik, dimana saat orang sedang tidur terlelap tetapi masih ada orang yang beraktivitas pada malam hari.
Bambu-bambu itu dibawa untuk dijual. Untuk bisa menjual bambu tersebut para pedagang harus membawa bambu dengan jarak ratusan kilometer. Pekerjaan itu tiak mudah karena harus bisa berjalan jauh mereka juga harus membawa beban yang sangat berat. Bambu itu dibawa dari Desa Citali menuju Rancaekek. Mereka harus bisa melewati dinginnya malam dengan membawa beban yang berat untuk bisa mendapatkan segenggam uang.
Memang pekerjaan mereka terlihat sederhana tetapi tidak dengan yang sebenarnya terjadi. Mereka harus membawa gerobak pada malam hari dengan penerangan sebatas lampu tempel. Jalan yang juga turunan membuat mereka juga sulit untuk membawa gerobak.
Malam di Jatinangor masih memiliki banyak cerita, itu hanya yang terjadi di tempat umum-umumnya saja, tidak tahu dengan yang dipelosok-pelosok. Mungkin masih banyak cerita yang bisa dikuak dan itu menarik untuk diketahui. Selain cerita malam yang menarik dari para penduduk asli Jatinangor, pasti juga aktivitas yang menarik dilakukan oleh para pendatang di Jatinangor.
Semoga para pendatang yang ada juga membuat malam-malam di Jatinangor semakin ramai. Dengan keramaian yang ada juga bisa mengurangi kejahatan yang ada di Jatinangor. Karena kebanyakan kriminal terjadi dalam suasana yang sepi.(bgs)

2 komentar:

Comment by Unknown on 29 September 2015 pukul 23.10

(Y)

Comment by Unknown on 11 Maret 2019 pukul 22.02

Y

Posting Komentar