Pencari Nafkah Di Sekitar Gerbang Unpad

04.16 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

Di depan pintu gerbang Universitas Padjajaran pada malam harinya banyak terdapat penjual-penjual makanan yang beraneka ragam dari mulai tukang sate, penjual bubur ayam, dan masih banyak lagi penjual makanan yang tersedia. Disana juga terdapat warung-warung yang menjual makanan yang biasanya terdapat di supermarket ataupun minimart. Hal ini dilakukan mereka untuk memenuhi kebutuhan setiap orang di sekitar kampus Padjajaran, terutama para mahasiswa yang menimba ilmu di wilayah ini. Selain penjual makanan tersebut, ada juga orang-orang yang mencari nafkah untuk kehidupanya dengan cara menjadi tukang ojek, yang selalu melayani para penumpangnya untuk mengantar mereka ke tempat tujuanya.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh sebagian besar orang yang bermata pencaharian sebagai tukang ojek, biasanya cukup maksimal dilakukan pada waktu pagi hari. Karena pada saat itu, seluruh masyarakat di Jatinangor biasanya memulai aktifitasnya. Apalagi tujuan utama tukang ojek adalah para mahasiswa yang akan melakukan studi pada pagi hari.
Biasanya frekuensi tukang ojek mendapatkan pendapatannya antara malam dan siang hari, sangat jauh berbeda. Para tukang ojek lebih banyak mendapatkan uang pada saat pagi hari. Sedangkan pada saat malam, para tukang ojek hanya mendapati masyarakat yang baru pulang kerja, dan lain-lain, tanpa mendapati para mahasiswa. Adapula tukang ojek yang bekerja pada dini hari. Tetapi frekuensi yang ada, hanya sedikit dibandingkan dengan tukang ojek bagian siang dan malam hari.
Pendapatan yang didapat oleh tukang ojek tersebut juga beraneka ragam. Ada yang mendapatkan jumlah uang yang cukup besar, adapula yang mendapatkan jumlah uang yang pas. Pendapatan tersebut sesuai dengan kegigihan para tukang ojek yang dalam pekerjaannya berlaku sangat giat mencari pelanggan ojeknya. Dan juga adanya sistem rotasi bagi setiap tukang ojek yang mendapatkan penumpang. Pendapatan para tukang ojek tersebut dapat dilihat dari jauh-dekatnya penumpang yang mereka layani.
Jasa tukang ojek inilah selalu dibutuhkan oleh para masyarakat dan juga bagi para mahasiswa, terutama pada malam hari yang biasanya mobil-mobil angkuatan umum sudah jarang atau mungkin tidak ada yang melintasi jalan kawasan para masyarakat lain. Bagi para mahasiswa, jasa-jasa tukang ojek mungkin tidak terlalu penting bagi oara mahsiswa laki-laki yang umumnya sudah mempunyai kendaraan-kendaraan pribadi milik merak sendiri. Tapi bagi kaum perempuan, jasa tukang ojek ini lebih dibutuhkan dikarenakan adanya aktifitas lain selain melakukan studi perkuliahan yang dilakukan, umumnya kegiatan ini terjadi pada pagi hari.
Para pedagang yang berada di kawasan gerbang Unpad tersebut, melakukan pekerjaannya hingga dini hari. Sehingga itu memudahkan masyarakat yang tinggal di sekitar situ, tidak sulit untuk mencari makanan di waktu malam hari. Kebanyakan pedagang makanan tersebut dibeli oleh para mahasiswa yang bertempat tinggal disana.
Pedagang makanan tersebut juga menjual makanannya beraneka ragam. Tetapi rata-rata harga yang ditawarkan oleh pedagang makanan tersebut masih bisa terbayar oleh seumuran mahasiswa. Tidak terlalu mengorek kantong yang berlebihan. Cukup kenyang, tetapi pas juga untuk kantong kita.
Yang menarik dari hal ini adalah penjual bubur yang terdapat di sebelah kiri dekat jalan menjuj pintu gerbang Universitas Padjajaran. Bapak yang berkisar separuh baya ini menjual bubur dengan penuh kenyamanan di tambah suasan malam yang mendukung para konsumen membeli makanan yang sangat pas dengan cuaca yangg begitu dingin yang selalu terjadi di Jatinagor pada akhir-akhir ini.
Hal ini dapat diihat dari banyak pengunjung yang membeli bubur-bubur dan asiknya melahap bubur dibandingak dengan para pembeli yang berda di samping tempat jualan bubur yaitu tukang sate dan tukang keripik singgkong tidak terlalu dipenuhi oleh para pembeli. Dengan hidangan yang sederhana yang hanya ditambahkan telor rebus dan kerupuk bubur pada umumnya, penjual bubur teresebut melayai pembeli dengan penuh semangat tanpa kenal lelah meskipun cuaca yang sedang melanda kawasan Jatinangor ini kurang bersahabat dengan tubuh masyarakat sendiri.
Selain pelayanan yang baik kepada para pembeli, penjual bubur ini juuga menetapkan harga yang relatif murah dibandingkan dengan penjual-penjual bubur yang berjaualan pada malam hari di daerah lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebanyakan pembelinya adalah para Mahasiswa yang sedang meninba ilmu di kawasan Jatinangor dan masyarakat yang umumnya berada dalam keadaan ekonomi menengah. Dengan golongan ekonomi yang kenbanyak cukup ini para pedagang-pedagang lainya juga menetapkan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
Dari damapak ekonomi inillah mereka meraup keuntungan dan tetap bisa berjualan demi memenuhi kebutuhan masyarakat daerahnya terutama pada malam hari. Disamping mendapatkan keuntungan yang lebih meskipun kadang-kadang keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil usaha mereka cenderung lebih sedikt dan tidak sesuai yang mereka harapkan.
Dengan adanya penjual-penjual yang memenuhi keheningan malam kawasan pintu gerbang Universitas Padjajaran ini sangat menguntungkan bagi semua pihak lapisan masyarakat yang berada di wiayah ini dan selain mencari keuntungan dari hasil penjualan yang mereka lakukan dapat juga mempersempit tindakan kriminalitas yang bisa saja terjadi di setiap waktu yang pada umumnya dillakukan pada malam hari yang terjadi di sekitar kawasan pintu gerbang Universitas Padjajaran yang kebanyakan terdapat toko-toko penunjang kebutuhan masyarakat dan rumah-rumah penduduk.
Hal tersebut dapat dilihat dari mulai ramainya kehidupan di wilayah tersebut pada malam hari dan tak jarang pula hingga larut, sehingga kegiatan negatif yang dilakukan oleh orang yang mempunyai tujuan yang tidak baik mulai berkurang, selain itu juga dapat memenuhi pendapatan masyarakat di daerah sekitar dengan adanya penjual-penjual dan tukang ojek yang melakukan mencari nafkah bai kehidupanya yang berada di kawasan tesebut.

Mieke Mardani
210110070340

0 komentar:

Posting Komentar