Jembatan Kolonial yang Mati Suri Beserta Kisah Seramnya

04.35 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

TH6/OJ/2009 Shelly Dhamayanti
210110070343

Jembatan Kolonial yang Mati Suri Beserta Kisah Seramnya

Jatinangor di malam hari. Semakin larut, angin yang bertiup awal bulan Februari ini terasa dingin dan agak lembab. Menyusuri pemukiman penduduk yang sepi sambil memandangi dari luar jendela-jendela kayu dengan temaram lampu yang kurang terang di tengah kegelapan malam hari dapat membuat perasaan cukup was-was. Apalagi jika tempat yang kita lewati memiliki cerita “unik” tersendiri dengan fenomena-fenomena aneh yang menyertainya.
Fenomena aneh ini tetap menjadi misteri bagi orang-orang yang tidak pernah mengalaminya. Masih menjadi sebuah misteri umum. Misteri, sesuatu yang belum diketahui dengan pasti namun menarik keingintahuan orang-orang. Selalu dikaitkan dengan kejadian-kejadian horor dan supernatural. Di zaman modern seperti sekarang pun misteri-misteri ini tetap bertahan. Cerita-cerita mengenai hantu, fenomena-fenomena “unik”, dan hal-hal semacam urban legend masih tetap bertahan bahkan di kota besar sekalipun.
Cerita-cerita seperti ini secara tradisional masih bertahan lewat mulut ke mulut, bahkan ada pula yang sudah bisa diakses di media online. Penjelasannya sendiri tetap tidak bisa diterima oleh akal. Walaupun begitu, orang-orang yang masih percaya terhadap cerita-cerita hantu ini tidak sedikit juga.
Hantu. Entah mengapa hal ini seringkali digambarkan berukuran dan berbentuk manusia (walaupun ada yang menyebutnya menyerupai hewan). Merujuk pada penjelasan Wikipedia Indonesia, hantu biasanya digambarkan "berkilauan", "berbayang", "seperti kabut", atau bayangan. Bagi yang pernah melihatnya, hantu tidak mempunyai tubuh kasar seperti manusia, hanya bayangan badan (astral body). Kadang kala tidak tampak bila dilihat tetapi dalam fenomena lain seperti pergerakan objek, lampu hidup dan mati dengan sendiri, bunyi, dll, yang tidak mempunyai penjelasan logik.
Ada beberapa pandangan di dunia mengenai kepercayaan ini. Di Barat mereka yang mempercayai hantu kadang-kala menganggap mereka sebagai roh yang tidak aman selepas mati, dan dengan itu berkeliaran di Bumi. Ketidaksanggupan mendapat keamanan dijelaskan sebagai ada pekerjaan yang belum selesai, seperti mangsa yang mencari keadilan atau membalaskan dendam setelah mati.
Menurut nonorthodox doktarin Khatolik, hantu dikatakan berada ditempat antara Surga dan Neraka di mana roh bayi yang tidak dibaptis tinggal. Dalam Khatolik dan Kristian Anglikan (dan Christian Spiritualism), mempercayai hantu adalah diterima dan boleh dibicarakan dengan pendeta (clergy).
Dalam kebudayaan Asia (seperti di Tiongkok), banyak orang yang percaya kepada reinkarnasi (reincarnation). Hantu merupakan roh yang tidak mau "di-reinkarnasi-kan" karena mereka mempunyai masalah yang belum selesai, sama seperti di Barat. Dalam tradisi Tiongkok, selain di-reinkarnasi-kan, hantu boleh menjadi abadi (immortal) dan menjadi setengah dewa (demigod), atau dia boleh pergi ke neraka dan menderita selamanya, atau dia boleh mati sekali lagi dan menjadi "hantu kepada hantu". Orang Tiongkok juga percaya bahwa sebagian hantu, terutamanya mereka yang mati lemas, membunuh manusia untuk menghalangi hak mereka untuk di-reinkarnasi-kan.
Dalam agama Hindu, pembahasan terperinci mengenai hantu terdapat dalam Garuda Purana, skripture dari Vedic tradisi (Hindu). Di sisi lain, Samsara Buddhist memasukkan konsep alam hantu lapar. Sentient being dalam alam tersebut dirujuk sebagai Hantu Lapar karena ikatan mereka kepada dunia ini. Asura juga dirujuk sebagai "hantu penggangu".
Kedua-dua Timur dan Barat mempunyai pendapat yang sama mengenai hantu. Mereka berkeliaran ditempat mereka biasa pergi sewaktu hidup atau tempat mereka meninggal. Tempat demikian dikenali sebagai "rumah berhantu"; hal yang mereka lakukan disebut "menghantui". Mereka sering kali menggunakan pakaian yang sering mereka pakai dimasa hidup.
Sementara itu sebagian orang menerima hantu sebagai realitas, ramai mempersoalkan perwujudan hantu. Dalam Wikipedia Indonesia, beberapa orang yang skeptik mungkin coba menjelaskan hantu yang terlihat dengan menggunakan prinsip pencukur Occam (Occam's razor), yang mana menyatakan bahwa penjelasan yang mudah dan memandai bagi sembarang keadaan atau fenomena adalah penjelasan yang paling mungkin.
Kemungkinan lain dari hal ini adalah penipuan, dimana mereka yang melaporkan dianggap sebagai mangsa. Dengan menceritakan cerita cerita semacam itu merupakan suatu cara untuk menghindarkan masyarakat terpencil dari orang luar.
Selain itu terdapat penjelasan lain yang berasaskan pengetahuan mengenai psikologi manusia. Sebagai contoh, kemunculan hantu seringkali dikaitkan dengan gambaran bayangan, kelam, pudar, dan hawa dingin. Tetapi respon terhadap rasa takut adalah merinding, dapat juga diakibatkan oleh hawa dingin.
Faktor psikologi sering kali disebut sebagai penjelasan bagi kejadian melihat hantu: mereka yang lemah semangat cenderung membesar-besarkan apa yang dilihat. Gambaran tertentu seperti gambar dan film mungkin mendorong seseorang mengaitkan struktur tertentu atau kawasan sebagai berhantu karena apa yang dilihatnya dalam film.
Beberapa gambaran mengenai hantu memang pernah ditangkap secara tidak sengaja oleh masyarakat setempat. Kebanyakkan gambar yang diambil adalah di pinggir jalan, kuburan, dan rumah-rumah sakit. Bayangan di dalam gambar ini menunjukkan bayangan hitam, kepulan asap,rupa wajah dan juga cahaya yang terang. Tetapi kebenarannya masih belum diketahui.
Walaupun Jatinangor merupakan kawasan pendidikan, namun cerita-cerita mengenai fenomena-fenomena ini masih tetap bertahan. Entah itu di kampus, di kost, ataupun fenomena-fenomena yang sering dijumpai di tempat-tempat yang memang terlihat angker.
Sebut saja Jembatan Cincin sebagai salah satu tempat yang paling dikenal sebagai kawasan angker di Jatinangor. Jembatan yang pada mulanya dibangun sebagai penunjang lancarnya kegiatan perkebunan karet ini dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda yang bernama Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1918.
Menurut penduduk daerah tersebut, karena tidak ada satupun instansi yang mau menangani perawatan jembatan bersejarah ini, maka seringkali jembatan tersebut dianggap angker. Ditambah lagi oleh kawasan pekuburan yang tidak jauh dari jembatan tersebut yang menambah bumbu bagi cerita-cerita yang beredar.
Sebut saja Dina (19), mahasiswa Unpad Jatinangor ini mengaku pernah melihat “sesuatu” yang melayang di jembatan ini. Dengan enggan ia bercerita mengenai hal tersebut. Entah mengapa namun ia mengaku tidak mood untuk membicarakan hal semacam ini.
Bagi masyarakat sekitar, hal ini juga sudah tidak asing. Sebut saja cerita dari pemilik sebuah warung makan di daerah tersebut, menurut Ibu Sari memang cerita-cerita semacam ini sudah banyak berkembang di kalangan mahasiswa dan di kalangan warga daerah tersebut. “Banyak orang yang mengaku melihat ada yang melayang atau cerita tentang noni Belanda yang jatuh dari jembatan itu. Tapi saya sendiri memang belum pernah melihat.”
Jembatan cincin, walaupun terlihat suram, namun dengan kekokohannya jembatan ini tetap menjulang. Kini jalur peninggalan kolonial itu telah mati suri. Bukan lagi rel besi yang ditemui, tapi ribuan bangunan yang mengular mengikuti kelok-keloknya beserta cerita-cerita misteri yang menyertainya.
Legenda dan cerita hantu itu memang merupakan aset kekayaan budaya kota yang intangible (tidak terlihat). Di banyak negara, aset-aset ini menjadi daya tarik lain wisata. Percaya atau tidak, semua berpulang kepada rasionalitas warga. Yang pasti, cerita itu akan terus bertahan, meski dengan warna -nya sendiri.

2 komentar:

Comment by ajoe_anshory on 4 Agustus 2018 pukul 11.36

wew, ane tinggal dah ampir 40 th blom pernah dengar/melihat kejadian seperti yang di sebutkan di atas, padahal rumah ane cuman 20-30 meteran dari jembatan. yang lebih heran lagi pemilik warung bernama ibu sari, setahu ane gk ada pemilik warung bernama ibu sari selama ampir 40 tahun tinggal di cincin

Comment by waldonyamamoto on 5 Maret 2022 pukul 18.17

TEN TEN TITIAN EXPERIENCE - Tien Tien
TEN TITIAN titanium network surf freely EXPERIENCE. I have been going titanium chainmail for a long time titanium iv chloride and still am not one of the most well known Tien casinos in titanium density Ontario, but I came here to enjoy benjamin moore titanium a

Posting Komentar