Mahasiswa Mengamen. Pantaskah?

22.03 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

oleh: Ernita Hanifa

‘aku tertipu
aku terjebak
aku terperangkap muslihatmu

aku tertipu
aku terjebak
aku terperangkap muslihatmu
Oooh….’

Di atas merupakan penggalan lirik dari lagu ‘Ular Berbisa’ yang dinyanyikan oleh Ari Lasso. Lagu tersebut lumayan sering dinyanyikan oleh para mahasiswa UNPAD di Jatinangor yang mengamen.
Hmmm, rasanya mengamen bukan lagi hal yang hanya dilakukan oleh anak jalanan saja. Juga tidak hanya dilakukan oleh orang yang berpenampilan lusuh dan kotor. Jaman sekarang ngamen udah biasa dilakukan oleh orang berduit. Orang yang sepatunya Nike atau Reebook. Bahkan mahasiswa yang notabene kerjaannya adalah kuliah juga bisa ngamen.
Mahasiswa me-ngamen bukan untuk keperluan pribadi lantaran uang bulanan belum ditransfer. Mahasiswa me-ngamen untuk membiayai acara yang akan diadakan.
Pekerjaan mahasiswa tentunya tidak hanya kuliah saja. Banyak dari mahasiswa UNPAD yang mengikuti UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa. UKM-UKM tersebut tentunya membuat acara untuk mengapresiasikan kegiatan mereka. Acaranya ada yang membutuhkan dana besar, ada yang kecil. Untuk acara yang kecil biasanya panitia mengandalkan dari uang kas, iuran bareng, atau dana dari rektor. Untuk acara besar, yang membutuhkan dana hingga puluhan juta rupiah, panitia berusaha untuk mencari dana sendiri selain mengandalkan sponsor.
Sewaktu masih tahun 90-an, mahasiswa biasanya menjual kue atau puding ke rumah-rumah di komplek. Tapi beberapa tahun ini rasanya mahasiswa sudah malas untuk melakukan hal yang seperti itu.
‘Males. Lagian untungnya juga ngga seberapa.’ Ujar Firli dari Fakultas Peternakan UNPAD.
Mahasiswa lebih mengandalkan mengamen untuk mengumpulkan dana. Modal dari mengamen sederhana. Hanya gitar dan orang yang bisa memainkan gitar. Kalau urusan suara, jangan ditanya. Mulai dari yang bagus mendayu-dayu sampai yang suaranya falls dan cempreng ada. Urusan malu bukan masalah. Hal ini karena mengamen dilakukan ramai-ramai. Bagian yang terpenting adalah ada uang yang masuk. Hal ini pula yang sering dilakukan oleh mahasiswa UNPAD.
Mahasiswa di Jatinangor tidak hanya nongkrong di Jatinangor Town Square atau di jecko (selain makan juga untuk hot spot-an). Pada malam hari mahasiswa banya yang keluar mencari makan malam. Selain itu ada juga yang sekadar ngumpul-ngumpul di gerbang lama UNPAD. Jumlahnya mahasiswanya lumayan banyak, apalagi kalau malam minggu. Gerbang lama padat oleh mahasiswa.
Momen inilah yang dipakai oleh mahasiswa tertentu untuk mengamen. Bukan untuk kepentingan individu, tetapi untuk membiayai acara yang akan diselenggarakan.
Seperti tahun lalu. UKM Spektrum UNPAD mau mengadakan pameran foto di gedung PWI Bandung. Salah satu cara untuk memenuhi biaya tersebut adalah mengamen. Mereka, bersama-sama, berangkat dari sekretariat untuk pergi ke gerbang lama. Sebelum mengamen, Sekar yang merupakan sekretaris acara tersebut, memberitahu bahwa mereka mengamen untuk membayai acara mereka.
‘Sekalian promosi biar mereka datang juga, sebenarnya’. Ujar mahasiswa jurusan Sastra Indonesia ini.
Mengamen diantara mahasiswa sebenarnya gampang. Tapi yang membuat sedikit sebal adalah mereka banyak me-request macam-macam lagu.
‘Eh, boleh request ga? Lagunya Kerispatih dong, yang mengenangmu’. Kata salah satu mahasiswa yang mendengar mereka menyanyi.
‘Sialan! Kita dikerjain nih.” Bisik salah satu anggoota Spektrum kepada anggota Spektrum yang lain.
Selain mengamen di gerbang, mereka juga mengamen di rumah makan atau warung-warung di pinggir jalan.
Ketika ditanya mengenai dana terkumpul, mereka menjawab ‘macem-macem. Waktu hari Jum’at dapet 130.000. waktu hari Sabtu dapet 100.000’.
Walaupun hasil yang didapat tidak menentu, mereka santai-santai saja dalam mengamen.tidak ada perasaan malu atau apa, cuek. Sekalian menghilangkan stres kuliah. Walaupun begitu ada juga yang merasa risih untuk mengamen. Bisa karena dilihat dan didengar oleh seniornya. Ada juga yang karena baru pertama kali mengamen.
Mengamen mungkin sah-sah saja dilakukan. Selagi tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman orang lain. Tetapi apakah pantas mahasiswa yang notabene adalah penerus generasi bangsa mengamen? Apakah pantas mahasiswa yang tugasnya kuliah juga ikut mengamen? Apakah pantas mahasiswa yang seharusnya menuntut ilmu tapi juga ‘meminta-minta’ kepada para pengendara kendaraan bermotor di jalan ?
Menurut Bima dalam blog-nya di http://sijeketkoneng.blogspot.com/ menulis mengamen membentuk karakter lebih suka diberi daripada memberi. Selain itu mengamen membentuk sifat malas dan tidak kreatif.
Mengamen memang merupakan hal yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa, sebagai penerus bangsa, seharusnya melakukan hal-hal yang menunjukkan bahwa dia merupakan mahasiswa sejati. Mahasiswa yang tidak meminta-minta kerana akan menurunkan derajat mereka sendiri sebagai mahasiswa. Selain itu dengan mengamen juga akn mnurunkan martabat bangsa sebagai bangsa yang berpendidikan. Apalagi jika mengamen dilakukan oleh mahasiswa.
Semoga mahasiswa bisa menemukan jati dirinya.

0 komentar:

Posting Komentar