Jatinangor Di Malam Hari

00.06 / Diposting oleh Jatinangor Malam Hari /

TH6/OJ/2009 Eka Harumi Sediaswati
210110070090

Jatinangor Di Malam Hari

Kabut dingin menyelimuti daerah Jatinangor malam itu. Mahasiswa berkeliaran mencari makan malam bersama dengan teman-temannya. Canda tawa sontak terdengar dari wajah kota kecil ini. Begitu membantunya perekonomian warga Jatinangor dengan keberadaan mahasiswa itu disini. Terkenal dengan kota pendidikannya, Jatinangor dihuni oleh kurang lebih empat Universitas terkemuka di negeri ini. Tidak hanya cerita indah mengenai kampus-kampus disini, Jatinangor pun memiliki banyak cerita tersembunyi dari para warga dan masyarakat asingnya di malam hari.
Pekerjaan demi pekerjaan dilalui oleh pedagang-pedagang ini mencari uang pada malam yang dingin hanya untuk memenuhi panggilan alam perut sang mahasiswa. Mereka tidak pernah mengeluh. Tetapi karna mahasiswa ini juga perekonomian penduduk setempat pun terangkat.
Mereka yang bekerja pada malam hari pun bergantian untuk mencari nafkah. Salah satu contohnya penjaga kost-kostan yang bernama Pepen, selain untuk mencari nafkah tambahan, ia pun melakukan pekerjaan ini untuk mengisi waktu luang sembari menjaga kost-kostan yang hanya duduk dan diam. Pada malam hari setelah jam 10 malam ia mengembok pintu kosan, pada jam 11 malamnya pun ia pergi untuk ronda keliling daerah Ciseke.
“Yah... kalo bapak mah buat iseng-iseng aja yah neng, abisnya bosen juga dikosan terus bengong begitu. Udah gitu kalo siang juga saya cuma bersih-bersih kostan aja, jadi waktu senggangnya cuma malam aja sih neng“ ujar Pak Pepen seorang penjaga kostan Pondok Geulis.
Begitu juga dengan pedagang nasi goreng keliling yang memang berjualan pada malam hari. Ia selalu berkeliling setiap malamnya dari daerah Ciseke hingga Sayang untuk menjual dagangannya itu. Ia tak pernah lelah. Pak Toni menjual nasi goreng keliling seraya mencari uang tambahan disamping ia berjualan lumpia basah pada siang harinya.
Kehidupan malam Jatinangor pun tidak hanya diwarnai oleh para penjaja makanan dipinggir jalan, karena banyaknya mahasiswa sehingga tempat-tempat hiburan malam atau tongkrongan pun banyak dihinggapi mahasiswa. Bioskop yang kini telah hadir didaerah Jatinangor tepatnya di pusat perbelanjaan pun masih ramai dijam-jam malam diatas pukul 11 malam. Adanya midnight membuat mahasiswa betah untuk memuaskan hobi nonton film di malam hari.
Seorang penjaga bioskop bernama Dian selalu pulang diatas jam 11 saat mendapatkan shift kerja malam hari. Tak jarang ia dijemput sang adik untuk pulang karena ia pulang terlalu larut.
Pekerjaan-pekerjaan seperti itulah yang dijalankan oleh beberapa pegawai Jatos saat menjalankan tugasnya di malam hari. Selain mereka yang bekerja di malam hari, adapula cerita tentang tempat nongkrong yang banyak bertaburan di sepanjang jalan raya Jatinangor. Seperti Cherrys Corner, kafe yang terletak persis di depan Toserba Griya ini memang selalu di padati oleh para pengunjungnya yang terutama adalah mahasiswa.
Fasilitas Hot Spot yang ada di kafe ini menawarkan segala kenyamanan yang diberikan. Selain Hot Spot, Ceko biasa yang disebut mahasiswa ini buka 24 jam. Ini yang menyebabkan banyak mahasiswa yang nongkrong disini biasanya mengerjakan tugas bersamaan hingga pagi. Mereka tak segan untuk berlama-lama disini karena fasilitas dan pelayanan yang memuaskan.
Cherrys Corner sendiri menawarkan banyak pilihan makanan dan minuman yang terjangkau kantong mahasiswa. Ini salah satu mengapa para mahasiswa banyak menghabiskan waktu malamnya di Ceko ini.
Kafe demi kafe dihingapi pengunjung setiap malamnya. Selalu ramai setiap saat dan tak pernah sepi. Malam hari di Jatinangor hanya terasa sepi bila masyarakat asingnya pergi untuk pulang kekampung halamannya masing-masing. Yaiu saat para mahasiswa mendapatkan liburan semester yang sangat panjang. Tetapi dampaknya setiap hari libur tiba, pendapatan masyarakat Jatinangor pun menurun. Begitu pula dengan tempat hiburan malam seperti bioskop, tempat nongkrong dan tempat main billyiard.
Selain sisi menarik yang terangkat dari kota ini, ternyata Jatinangor memiiki sisi gelap lain saat malam harinya. Terdengar santer bahwa Jatinangor memiliki banyak sekali PSK yang tersebar, mereka sebenarnya bukan warga Jatinangor, tetapi mereka hanya bekerja di Jatinangor. Entah mengapa mereka memilih Jatinangor untuk umpan mangsa mereka, sama saja mereka ingin mejatuhkan citra Jatinangor sebagai kawasan Kota Pendidikan.
Pernah terangkat pula realitas mengenai kupu-kupu malam yang pelakunya sendiri adalah mahasiswa. Mereka biasa disebut dengan macan kampus. Salah satu majalah Kampus memberitakan masalah ini. Namun dengan berbagai alasan ternyata diberikan oleh para sang biduan malam ini. Mereka harus membiayai kehidupannya sendiri yang ternyata sangat sulit untuk dijalani.
Mereka yang sudah terlanjur menyemplung ke dalam kawasan Jatinangor ini merasa sangat berat untuk memilih, disamping harus menimba ilmu dan mencari uang untuk kebutuhannya. Pikiran sempit membayani para gadis malam ini. Jalan pintas dan rasa buntu yang menghantam membawa mereka dalam pekerjaan yang laknat ini.
Awalnya mereka tidak ingin seperti ini. Para gadis malam ini sangat malu dengan identitas mereka sebagai ayam kampus. Tapi lama kelamaan mereka akhirnya terbiasa dengan panggilannya itu. Bahkan mereka pun tidak malu untuk mengakuinya bahwa dirinya adalah gadis malam.
Tujuan mereka pun semakin tidak karuan, selain untuk membiayai hidup mereka disini, mereka pun mulai tergiur dengan bayaran dan apa saja yang diberikan oleh para pelanggannya untuk memuaskan dirinya.
Kejahatan di Jatinangor ini pun kerap semakin marak terjadi. Kehilangan barang sepertinya sudah menjadi hal biasa yang terjadi. Tidak ada tanggapan langsung dari yang berwajib. Salah satu yang terjadi adalah hilangnya dua motor mahasiswa yang terjadi secara berturut-turut.
Saat kehilangan motor tersebut sang pemilik langsung melaporkan kejadian tersebut kepada sang wajib lapor, namun tanggapan untuk penyelidikan selanjutnya pun tidak didapatnya. Harapan tinggal harapan. Maling pun semakin merajalela semakin hari karena tidak ada tindak lanjut dari para polisi setempat.
Jatinangor malam hari sangat berbeda dengan siang hari. Siang hari Jatinangor terasa sangat padat dan berdebu. Namun saat malam hari Jatinangor terasa seperti kota-kota kecil sebagai persinggahan bus-bus dan truk-truk besar antar kota yang tak jarang suka seenaknya menjadikan arena balapan sesama angkutan.
Hari demi hari menjadikan Jatinangor sebagai kota yang ramai oleh pengunjung dan semakin nikmat untuk dijelajahi. Malam-malam di kaki gunung geulis terasa lebih nikmat jika disajikan dengan kopi creamer yang dinikmati bersama dengan teman-teman sekosan. Para mahasiswa bersenda gurau menikmati indahnya alam malam Jatinangor dari atas loteng tempat kost-nya. Harapan Jatinangor semakin baik pun tersiratkan.

Biodata

Nama : Pepen Sudrajat
Alamat : Ciseke
Tempat tanggal lahir : 7 April 1959

0 komentar:

Posting Komentar